Jumat, 26 Juli 2013

Ordinary Nichijou desu !!!!!


#bingung harus nulis apa wkwkkkk gimana kalo flashback ke kehidupan kecil Fajar ama kepsek Jerry :D
                        Hari ini adalah hari ulang tahun Jerry yang ke 17 dan hari ulang tahun Fajar yang ke 10. sudah menjadi tradisi bagi mereka untuk saling tukar kado. Ya walaupun uang beli kadonya minta sama mama yang sama. Hahaa(apalucu’ny-,-) Saban kali menerima kado dari Jerry muka Fajar selalu keliatan ngga senang.
                      “Pasti kotaknya hitam putih.” sambil melirik sinis ke kotak kado yang di bawa Jerry. Dia benar-benar ngga suka dengan hitam putih. Pertama kali dia menerima kado dari Jerry, dia menangis keras sekali. Kotak kadonya berwarna hitam putih dan bergambar tengkorak. Belum lagi isinya, boneka nightmare yang tampangnya begitu menakutkan.
                        Sedangkan Jerry, selalu menerima kado berwarna-warni dari Fajar. Yap. Kebalikannya, Jerry sangat ngga suka dengan hal yang terlalu cerah berwarna.
Dan sekarang setelah 7 tahun berlalu, mereka masih melakukan kebiasaan lama itu. Sedikit berbeda karena mereka sekarang hanya duduk berdua di meja makan dengan kue tar dan nyala beberapa lilin di atasnya.
                        “Bang.”
                        Jerry menoleh pada adiknya.
                        “Hitam putih lagi ?”
                        Mereka berdua saling mengeluarkan kado. Masih warna-warni kotak persegi kecil di tangan Fajar dan kado hitam putih kotak persegi besar di tangan Jerry. Lalu mereka saling lempar. (+.+)
                        “Liat dulu isinya.” ucap Jerry sambil menarik kado di depannya.
                        Fajar langsung beranjak ke kamarnya dengan kado di tangan. Jerry cuma memperhatikannya dari meja makan. Beberapa saat sesudah fajar ngga keliatan lagi Jerry langsung buka itu bungkusan kado yang dia terima.
                        Reaksinya sih santai aja…tapi dalam hatinya lumayan senang. Boneka kodok hijau mata besar di dapatnya. Dia memainkan boneka itu lalu berkata sendiri.
                        “Moshi moshi. Kore wa Fajar desu. Yoroshiku. Kkekekee.” ucapnya lalu pergi meninggalkan dapur, memeluk kodok itu di dadanya. Melirik sedikit ke pintu kamar Fajar sebelum masuk ke kamarnya sendiri.
Awan agak mendung mengawali pagi ini. Mulai sekolah lagi, pakai tas lagi, dan bertemu teman sekelas lagi. Pagi Senin setelah Minggu berlalu.
                        Dengan berlari kecil Resha mengejar Arsy yang sudah sedikit jauh berjalan di depannya.
                        “Ohayo.” katanya memelankan langkah di samping Arsy.
                        “Ya. Agak mendung nih.” Ucap Arsy menengadah ke langit. Resha angguk-angguk.
                        “Kamu bawa payung?”
                        Arsy menoleh ke Resha, “Y engga lah. Masa anak cowo bawa payung. Kkekekee.”
                        Resha tersenyum, melihat ke arah lain.
                        “Re !!!” seseorang berteriak dari ke jauhan dengan lambaian tangan. Resha ikutan ngelambain tangan.
                        “Indra.” katanya, tersenyum padaku. Dalam hati ane juga tau wkwkkk. Aku tersenyum saja padanya yang berlari mengejar Indra. Mereka menungguku di depan gerbang sekolah.                  
Hah! Ada Pak Jerry juga. Kenapa harus ada perasaan agak takut gini ya waktu ngeliat Pak Jerry. -,- Dia ketawa ke arahku.
                        “Lagi senang ya Pak?” tanya Resha.
                        “Biasa aja. Hahahaa.”
                        “Pagi, Ar.” katanya menepuk pundakku.
                        “Iya, Pak.”
                        Diapun berlalu begitu saja. Kali ini ngga nanyain tentang adenya.
                        “Ar.” suara Indra mengejutkanku.
                        “Apa an?”
                        “Kepsek bilang makasih karena kita udah mau jadi temennya Fajar.”
                        Aku agak ternganga. Apanya yang teman? Baru juga sekali ngomong kemaren. -,-
                        Tiba-tiba Resha mendekatkan wajahnya ke bahuku dan membisikkan sesuatu, “Hari ini kepsek ultah, lo.”
                       
Kami ketemu Fajar di kantin sekolah yang menyerupai café. Mukanya sedikit keliatan ngga semangat.
                        “Santai aja, bro. sekali-kali kalah kan ngga masalah.” hibur Indra. Rupanya kalah main futsal kemaren ya.
                        Dia membalas dengan hanya sedikit tawa lalu kembali menyeruput jus jambu di gelasnya. Melirik ke Resha yang terus menatapnya dengan senyum tiada henti. (waduh.-o-)
                        “Daijoubu.” ucap Resha.
                        Fajar memandang Resha dalam-dalam, “Kamu punya kaka cewe kan?” tanyanya.
                        “Iya.”
                        “Dulu dia sering ke rumah lho.”
                        Hah! Aku dan Indra bertatapan shok. Berarti kakanya Resha temen Kepsek dong.
Huft. Ternyata Resha ngga tau apa-apa tentang kehidupan SMA kakanya. “Waktu itu aku tinggal di Jepang.” ujarnya. De mo…kenapa jadi ane yang bingung ? :3 Sesuatu dari diri Kepsek yang agak tertutup, jadi keliatan menarik.
Berjalan hari tak terasa, begitu cepatnya kebersamaan kami berjalan mengikuti alur waktu.
                        “Tolong manfaatkan benar-benar sisa waktu kalian untuk menghadapi ulangan akhir semeseter pada dua bulan ke depan.” kepsek berpidato. “Saya harap tidak ada yang tinggal kelas maupun meninggalkan kelas.” Murid-murid mendengarkannya dengan seksama tanpa ada suara sedikitpun, begitu hening di pagi yang sedikit berawan.
                        Upacara dibubarkan setelah 1 jam berlalu, berdiri di bawah langit sedikit berawan tapi bukan mendung. (kkekee) Ingin cepat-cepat aku berlari ke kelas karena ada pr yang belum selesai. Hhahaa
                        “Ar.” aku mendengar suara di belakang memanggil. Dia berjalan ke arahku, kepsek.
                        “Ada apa ya, Pak.”
                        “Pulang sekolah ini temuin saya di ruang kepsek, ya.”
                        “Memangnya kenapa, Pak.”
                        “Ada yang mau saya bicarakan.”
                        Whatt?!! Jangan-jangan dia tau ane belum nyelesain peer. :3
                        “Baik, Pak.”
                        Dia pen pergi dengan tangan terselip di kantongnya. Selalu begitu gayanya seperti santai sekali. Hidupnya ngga ada beban ya. Hmm.. Aku menoleh, uwo ternyata Resha dan Indra mengintip pembicaraan kamitadi dari ventilasi kelas.
Akhirnya pulang sekolah ikut juga mereka ke ruangan kepsek, di samping perpustakaan. Ruangan yang bercat abu-abu dengan ornamen putih, ruangan yang ngga terlalu gelap dengan jendela kaca besar. Nuansa hitam-putih yang begitu terasa.
                        “Silakan duduk.” katanya mempersilakan duduk di kursi tamu. Sofa hitam dengan sedikit garis putih.
                        “Maaf sebelumnya, Pak.” kataku, “Teman saya yang berdua ini maksa buat ikut.” Resha dan Indra melirikku.
                        “Hahaa ngga masalah. Sebenarnya saya juga mau manggil mereka tapi tadi ngga ketemu. Wkwkk.” Indra dan Resha tertawa mengikuti kepsek, tawa mereka hampir menggelegar di ruangan besar ini.
                        “Jadi…ada masalah apa ya bapak nyuruh kami ke sini.” aku memecah tawa mereka. Terdiam sejenak dia menatapku.
                        “Begini. Ada satu anak cowo dari kelas D4 yang ngga ngikutin kegiatan klub selama beberapa bulan ini. Itu kelas tetangga kalian kan?” kami bertiga mengangguk-angguk. “Saya ingin kalian bicara dengan dia, buat dia mau ngikutin kegiatan di klub. Yang mana aja terserah.”
                        “Kenapa bapak ngga langsung tanya ke orangnya aja ?” tanya Indra.
                        “Karena…saya bingung gimana cara ngomongnya. -.-”
                        “Dan juga kami ngga punya wewenang apa-apa buat maksa dia.” kataku.
                        “Kalian punya sebagai teman untuk saling mengingatkan.”
                        Apaan? Kenal aja ngga -,- gumamku dalam pikiran.
Tanpa banyak pikir langsung saja Resha bilang setuju. Indra pun akhirnya mengiyakan. Ya…apa boleh buat. Sekali waktu membantu kepsek yang pemalu ini. _._
                        Gimana orangnya ya ? Orang yang namanya Romi itu. Di kelas D4, kelas tetangga kami. Mending sms Resha dah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar